Sejarah Barong Tongkok, Kutai Barat
Barong Tongkok, Kutai Barat
Barong Tongkok adalah sebuah kecamatan yang juga merupakan ibukota dari kabupaten Kutai Barat, provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Kecamatan Barong Tongkok merupakan kecamatan yang memiliki jumlah penduduk terbesar di Kutai Barat, dimana pada tahun 2020 penduduk kecamatan ini berjumlah 31.746 jiwa, dengan kepadatan 78 jiwa/km².[1]
Kecamatan Barong Tongkok merupakan bekas wilayah Kewadanaan Sendawar. Sedangkan Kewedanaan Sendawar sendiri merupakan bekas wilayah Kerajaan Sendawar, di mana Sendawar sendiri merupakan bagian sejarah dari Kerajaan Kudukng (istilah Dayak) - Kudungga (aksen dalam Bahasa Indonesia) atau lebih dikenal dengan nama Kutai Mulawarman yang terkenal itu pada abad IV. Kata "Kutai" ini sendiri merupakan istilah popular saja yang kemudian lebih di'popular'kan lagi oleh para ilmuwan dan penulis.
Istilah Kutai sebenarnya tidak menunjukkan identitas etnis. Orang Dayak sendiri menyebut Orang Dayak yang telah memeluk Agama Islam dengan sebutan Haloq yang kemudian sekarang dikenal dengan suku Kutai. Jadi sebenarnya istilah Kutai menunjuk pada wilayah/kediaman/kekuasaan Suku Dayak itu sendiri terutama dari Keturunan Aji Tujur Jejangkat dan Mook Manor Bulatn. Dewasa ini Barong Tongkok merupakan bagian dari Kota Sendawar sebagai ibu kota kabupaten Kutai Barat. Kota Sendawar secara administratif terdiri dari 3 kota kecamatan yaitu Barong Tongkok sendiri, Melak dan Sekolaq Darat. Hampir semua kantor instansi pemerintah kabupaten, terutama kantor Bupati dan DPRD Kutai Barat, terletak di kecamatan ini, kecuali Dinas Kehutanan berada di Kecamatan Melak. Sebagai ibu kota kabupaten tentu saja Barong Tongkok berkembang cepat sebagaimana kota kabupaten lainnya.
Zaman Kemerdekaan
Semula Kecamatan Barong Tongkok berada di dalam wilayah Kewedanaan Sendawar sekaligus ibu kota kewedanaan. Kewedanaan Sendawar merupakan bagian dari Kabupaten Kutai (ataupun Daerah Istimewa Kutai). Kewedanaan Sendawar berdiri pada tahun 1952. Kewedanaan berlangsung hingga tahun 1977. Terdapat 9 orang yang pernah menjadi Wedana di Sendawar. Salahsatunya adalah ayah dari DR. Awang Farouk Ishak (Gubernur Kalimantan Timur) yaitu Awang Ishak. Kewedanaan Sendawar berubah menjadi Kantor Penghubung Bupati Wilayah Mahakam Hulu yang berkedudukan di Long Iram. Selanjut Kantor Penghubung Bupati Mahakam Hulu berubah menjadi Kantor Pembantu Bupati Wilayah Mahakam Hulu yang berkedudukan di Melak, yang selanjutnya berakhir dengan berdirinya Kabupaten Kutai Barat. Sedangkan kecamatan Barong Tongkok sendiri berdiri pada tahun 1963.
Era Otonomi Daerah
Pada era otonomi daerah, yaitu dengan terbentuknya Kabupaten Kutai Barat, Kecamatan Barong Tongkok merupakan bagian Kabupaten Kutai Barat. Menurut kajian tim ahli mengenai pembentukan Kabupaten Kutai Barat, menunjuk bahwa Barong Tongkok secara geografis merupakan tempat/lokasi yang ideal bagi ibu kota Kabupaten Kutai Barat.
Oleh tokoh yang turut serta dan menjadi salah satu tokoh kunci pemrakasa pembentukan Kabupaten Kutai Barat adalah putra Barong Tongkok. Tercatat selain Camat Barong Tongkok pada saat itu (Drs. Murni Neri -- sekarang Asisten I Sekkab Kutai Barat dan Drs. Abed Nego -- Kepala Dinas Capilduk dan KB Kutai Barat) dan beberapa tokoh lainnya seperti Yohanes Kenton yang pada saat itu adalah Petinggi Barong Tongkok -- sebutan Petinggi adalah sebutan Kepala Desa di Kutai Barat. Selain berjuang secara moril Yohanes Kenton, telah menghibahkan beberapa bidang tanah milik pribadinya untuk tempat/lokasi kantor/instansi pemerintah, termasuk instansi pemerintah vertikal.
Camat pertama dalam masa otonomi daerah adalah Drs. Abed Nego, selanjutnya F. Syaidirahman, S. Sos., MM -- sekarang Kabag Tata Pemerintahan Setkab Kutai Barat, selanjut hingga sekarang dipimpin Camat perempuan.
Pada masa ini Administrasi Pemerintahan telah mengalami perubahan, baik pemekaran kecamatan, maupun pemekaran kampung. Kecamatan Linggang Bigung merupakan hasil pemekaran dari Kecamatan Barong Tongkok pada tahun 2001. Selanjutnya selain terjadi pengurangan jumlah kampung akibat pemekaran, terdapat 4 kampung baru akibat pemekaran Kampung Barong Tongkok, Kampung Asa, Gemuhan Asa dan Ngenyan Asa. Hingga sekarang Kecamatan Barong Tongkok terdiri dari 21 kampung.
Setelah pembentukan Kabupaten Kutai Barat, Kecamatan Barong Tongkok juga dimekarkan yang melahirkan Kecamatan Linggang Bigung, sehingga dengan sendirinya terjadi pengurangan jumlah kampung (di Kutai Barat tidak mengenal istilah desa). Selain pengurangan tersebut pada saat yang sama dibentuk 4 kampung baru sebagai hasil pemekaran kampung. Dewasa ini kampung-kampung yang menjadi wilayah kecamatan ini sebanyak 21 kampung, yaitu:
Rencana ke depan Barong Tongkok akan dimekarkan lagi dengan dibentuk 2 kecamatan baru serta beberapa Kampung ditingkatkan statusnya menjadi Kelurahan. Pemekaran tersebut menjadi kecamatan Asa Jaya meliputi Asa (ibu kota kecamatan), Juhan Asa, Balok Asa, Pepas Asa, Ongko Asa, Muara Asa, Geleo Asa dan Geleo Baru sedangkan kecamatan Sendawar meliputi Sendawar (ibu kota kecamatan), Gemuhan Asa, Ngenyan Asa, dan Belempung Ulaq. Kecamatan Barong Tongkok sendiri akan meliputi 4 kelurahan dan 3 kampung yaitu kelurahan Barong Tongkok, kelurahan Simpang Raya, kelurahan Sumber Sari, kelurahan Rejo Basuki, kampung Ombau Asa, kampung Mencimai serta kampung Laai. Kampung Laai merupakan salah satu dusun/RT dari kampung Barong Tongkok yang akan ditingkatkan statusnya menjadi kampung/desa, dulunya merupakan cikal bakal Kampung Barong Tongkok sekarang. Sedangkan Pepas Eheng dan Engkuni Pasek akan bergabung dengan Kecamatan Idatn Raya (rencana pemekaran kecamatan Damai).
Sumber :https://id.wikipedia.org/wiki/Barong_Tongkok,_Kutai_Barat
Comments
Post a Comment